um-palembang.ac.id – Menerapkan protokol kesehatan dimasa transisi endemi Covid-19, Universitas Muhammadiyah Palembang menyelenggarakan kegiatan sholat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1443 Hijriah di lapangan Fakultas Teknik. Rangkaian Shalat Idul Adha ini dimulai pada pukul 07.15 WIB., pada Sabtu, (9/7/2022).
Sholat Idul Adha 1443 H di Universitas Muhammadiyah Palembang ini menghadirkan Khotib Buya H. Novrizal Nawawi, Lc., M.Pd.I., Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan, dan Imam Sholat Idul Adha 1443 H, oleh Drs. Ruskam Suaidi, M.H.I. Turut hadir Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., Badan Pembina Harian, Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, dosen, karyawan, dan masyarakat dikawasan Seberang Ulu II Palembang.
Dalam laporannya, Koordinator Acara Idmar Wijaya, S.Ag., M.Hum., mengatakan bahwa Universitas Muhammadiyah Palembang telah mengkoordinir ibadah kurban tahun ini sebanyak 24 ekor Sapi dan 1 ekor Kambing. Sebanyak Empat ekor Sapi untuk warga Muhammadiyah di Ranting Muhammadiyah 5 Ilir (Sumbangan Bank Sumsel Babel), Ranting Muhammadiyah Kebun Bunga, Ranting Muhammadiyah OPI Jakabaring, dan Ranting Muhammadiyah Sentosa.
“Universitas Muhammadiyah Palembang tahun ini, tidak menggelar pemotongan hewan qurban di kampus, tetapi dilakukan di lokasi jagalan pemotongan hewan dan dibeberapa Pimpinan Ranting Muhammadiyah di Kota Palembang” jelasnya. Sementara itu, Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., menyampaikan, sebagai umat muslim yang memiliki kelapangan, maka seorang muslim tersebut diwajibkan berqurban dihari raya idul adha.
Karena menurutnya berdasarkan khotbah yang disampaikan khotib, banyak unsur yang bisa diambil hikmahnya salah satunya unsur pengendalian hawa nafsu yang ditekankan dalam hikmah idul adha dan ibadah qurban. “Dalam hal sikap islam sangat jelas, kita senantiasa dituntut menumbuhkan empati disetiap peristiwa, utamanya hikmah didalam momen Idul Adha, apalagi dalam suasana keprihatinan saat ini” jelasnya.
Ia pun menegaskan bahwa sebagai umat islam yang taat, tidak diperbolehkan menawar-nawar ketetapan Allah, belajar dari sejarah Nabi Ibrahim AS, dan Nabi Ismail AS dalam al quran, dimana ketaatan dengan Allah begitu diagungkan. Berbeda saat ini, banyak ketetapan Allah yang ditawar dan dicari celahnya untuk diingkari, oleh karena itu, momentum Idul Adha 1443 H, dijadikan motivasi diri dalam mengagungkan ketetapan-ketetapan Allah SWT.